Camat M.Ghor Bahas Kerusakan Jalan Paraman Ampalu

 

 Musyawarah  sekaitan dengan Jalan dan Jembatan  dari Simpang Tigo Alin  - Paraman Ampalu Pasbar di Kantor Camat Gunung \Tuleh

Pasaman Barat, prorakyatnews.id ------Pemerintah Kecamatan  Gunung Tuleh Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) adakan  rapat atau musyawarah  sekaitan dengan Jalan dan Jembatan  dari Simpang Tigo Alin  - Paraman Ampalu, Kamis (4/11/2021) di ruang Kantor Camat setempat.

M.Ghor, S.Pd, M.Si selaku  Camat Gunung Tuleh mengatakan  kepada yang hadir  mengenai maksud dan tujuannya  dalam rangka mencari  solusi yang terbaik  mengenai  jalan dan jembatan tersebut. Hal ini atas  adanya keluhan-keluhan dari warga  masyarakat   mengenai kondisi  jalan.

"Saya ingin jangan ada yang berprasangka  lain. Ini memang betul murni  dikarenakan lalu lalangnya mobil- mobil yang  melebihi tonase dan banyaknya mobil yang  masuk berupa  tronton dan tangki. Namun sejak lama belum nampak perhatian  serius  dari kita  semua  baik dari Dins PUPR, Dinas Perhubungan, Dinas Koperindag  serta para pengusaha, bahkan pemilik peron sawit, "kata camat.

.

Untuk itu, ia  mengajak dengan kesadaran bersama  dapat mengindahkan aturan-aturan  yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Bahwa menyangkut kapasitas jalan dan jembatan  yang hanya layak untuk kendaraan  bermotor. Dan mobil mobil dengan  beban yang tidak melebihi tonase jalan. 

"Nanti bisa saja ada jembatan yang runtuh  karena  usianya  sudah lama. Dan siapa yang akan bertanggungjawab. Padahal, dampak ekonominya jelas akan  besar, bisa jadi  tidak berharga  sawit masyarakat  lagi, "ujarnya. 

Sementara itu, Yusrizal Bella,  Kasi Jalan mewakili Kadis  PUPR menyebutkan, Jalan Simpang Tigo Alin ini memiliki 19 ruas jalan dan tiga titik. Jalan ini tergolong  kelas III/ C  dan yang bisa melintas  sepanjang  jalan  dengan berat  muatan  maksimal  8 ton.

Dalam pertemuan tersebut, pihak Dinas Perhubungan siap  memasang rambu -rambu jalan. Dan Dinas Koperasi  dan  UMKM akan melaksanakan  pengawasan  dibidang  Perizinan/ legalitas Usaha kepada  para pengusaha Sawit dan perusahaan lainnya.

Begitu  pula pemilik  usaha angkutan truk  yang bermuatan  komoditas Tandan Buah Segar (TBS ) harus menutup muatan dengan  memakai   jaring laba- laba atau terval. Tujuannya, agar tidak ada yang  makan  korban  lagi. ****parsela/irz